Jumat kemarin gw sakit, terpaksa harus off dari kegiatan yang katanya bakal 'diangkat' jadi warga. Bakal nambah lagi ni ktp di dompet. Sistemnya mahasiswa menuju pendewasaan 'kata'nya, katanya siapa juga gw lupa. Sayang banget ngga bisa ikut kegiatan (aslinya sueneng banget).
Jumat, 21 November 2014, pagi ini suhu tubuh diperkirakan 39° Celcius. Pusing banget rasanya. Binsar beralih profesi menjadi tukang pijat. Namun dia tidak pro, karena dia ngga pakai kacamata. Temen ku ini temen satu kos. Satu kamar!! Satu persatu dia keluarkan angin yang ada di tubuhku.
"Tai sakit cak, geli!! Pelan dikit" ucap gw.
"Tai masih untung lu gw kerokin. Sumpah gess lu parah..." Binsar mulai kesal.
Gw kira punggung doang, lah dia mulai menjamah dada gw. Anjir bener2 ngga pro banget ni orang.
"Ok Sar, cukup di dada. Jangan sampai ke perut ya" kata gw sedikit mulai pasrah.
"Ok bos, laksanakan" ucapnya tanpa basa-basi
Hari itu gw melewati hari dengan tidur, tidur, dan tidur.
Jam 4 sore Binsar ke kampus, ninggalin gw sendiri di kos. Serasa homesick banget. Karena sudah bingung, tidak tau mau menyambangi dokter yang mana, badan sudah mulai lemah, akhirnya pamanlah menjadi malaikat terakhir. Untung masih bisa ngsms, haha.
Dia membawa gw ke rumah sakit. Lagi-lagi rumah sakit. Bukannya protes, tetapi akan ada selentingan pertanyaan dari penyuplai dana di rumah "Kenapa mesti rumah sakit?" Dan gw ngga bisa jawab, haeh. Sumpah tensi darah 99, rendah amat. Perawat nyeletuk, "Anak muda sering begadang, biasa wes". Diam namun mengamini apa yang dia ucapkan. Situasi yang Tai!
Pulang membawa obat. Yaiyalah, masa bawa bahan bangunan. Terkapar 2 hari, eh malah 3 hari lo. Ingat, kesehatan itu mahal harganya, menjaganya adalah suatu kebijaksanaan mulia. Kalo dihubungkan dengan tema ku 6 bulan kedepan, ini dia :
Jika ingin hidup bahagia, maka belajarlah. Dari belajar kamu akan pintar. Dari pintar kamu bisa jawab soal-soal, semoga kamu tembus Tes tulis. Kemelaratan datang karena kita tidak menjaganya dengan baik. Menjaga semangat belajar, disiplin, dan komitmen untuk berjuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar