Minggu, 09 Februari 2014

Good Day

Minggu, 9 Februari 2014
Bangun pagi terasa berbeda. Semenjak teman sekamar kembali dari habitat asalnya, jadwalku jadi berantakan. Namun komitmen untuk belajar tetap dipertahankan. Jam menunjukkan pukul 8 pagi, aku bergegas mandi. Ingat tutur papa yang bilang kayak gini, "Sembahyang ke pura jarang-jarang juga gpp, kalo memang belajar lebih penting" ucapnya demikian. Nooo!! Kita harus ke pura. Apapun alasannya sembahyang adalah kewajiban, bahkan kebutuhan (padahal pas nulis ni artikel, penulis belum sembahyang 2 kali, hamsyong). Aku harus ke pura!



Selesai prepare, saatnya berangkat. Diperjalan pikiranku cuma satu, habis sembahyang mesti cuci motor lalu belajar. Namun rencana itu runtuh seketika. Setelah selesai sembahyang, aku jadi ingat kalo hari ini ada final bulutang superliga di DBL Surabaya. Entah kenapa bibir ini spontan mencari kawan untuk nonton langsung final itu. "Dik, mebalih final bulutangkis meh? Di DBL Surabaya paak terminal bungur", ucapku pada Dodi (silahkan translate dengan kamus Bahasa Bali). "Ake ade latihan bultang cing, mebalih di tv gen, lebih luung ketimbang mebalih langsung", sahutnya. Obrolan kami terus berlanjut saat itu. Aku, dora (dodi rahyuda), dewa lombok, kusnanta dan wawan. Oh ia, saat percakapan ini terjadi, aku melanggar pantangan diet OCD. Sedangkan wawan melanggar pantangannya membeli makanan mahal (babi mahal cuy). Cukup lama aku di pura, mencari teman untuk nonton final bulutangkis. Hasilnya nihil. Aku pulang agak siang, sekitar jam setengah 12 siang.

Aku menuju keputih, mau cuci si bety (motorku). Sambil pasang kartu internet di tab. Begitu aku cek di internet, alamak mulainya jam 12 siang. Haha walau begitu, kebiasaan lelet ini tak bisa dihilangkan. Setelah berpikir dan berpikir, aku putuskan untuk nonton. Keputusan yang diambil sangat cepat, tepat, tanpa pikir panjang. Kebiasaan yang sangat buruk. Pemikiran yang membenarkan keputusan ini adalah, "Toh cuma sekali, kapan lagi dapat nonton bulutangkis langsung" (Usai pertandingan, memang bulutangkisnya diadakan di luar Jawa tahun depan, How lucky i'm haha).

Berbekal peta yang ada di otak, berangkat ke tempat tujuan. DBL Arena Surabaya. Sempat nyasar mau keluar Surabaya, bego. Akhirnya ketemu juga sih, walau sedikit panik sebelumnya. Harga tiketnya Rp100.000, cukup murah dibanding dengan istora yang bisa sampe 400 ribu.

Setelah beli tiketnya, langsung meluncur ke tempat. Sudah ketinggalan satu pertandingan. Beruntungnya pertandingan kedua adalah Hendra/Kido yang main.
Beruntungnya lagi posisi duduk yang pas buat nonton, nih kalo ga percaya

Sifat sombongku muncul. Maksud hati ingin upload foto yang di atas, apa daya fotonya ga bagus. Ngga bagusnya lagi aku nontonnya sendiri, jadi ga ada fotografer tetap jadi tukang fotonya. Nasib dah. Yaudah (yaudah temen kita; BACA: Raudha) akhirnya upload foto yang ini aja ke instagramku (follow @yogeswaara) 


Serasa orang kampung nih. Takjub banget dengan atmosfer pertandingan di arenanya langsung. Pertandingannya pun tak kalah menarik. Game kedua dimenangkan Hendra/Kido. Skor Jaya Raya 2-0 Musica Champion Flypower. Sempat berpikir Jaya Raya akan menang di pertandingan ketiga. 

Pemikiran ini kutarik kembali. Terlihat berbaju Musica Flypower, Simon Santoso masuk ke lapangan. Pertandingan yang menarik. Benar saja, game ketiga dimenangkan Musica (Simon Santoso).

Pertandingan dramatis terjadi di game ke-4. Musica diperkuat bule kekar as known as Ivanov duet dengan atlet Indonesia, lawannya Bona Septano dan atlet rambut bule tapi bukan bule. Dia asli indonesia, makan pake sumpit (What?). Set pertama tim musica menang mudah. Tampaknya tidak sia-sia musica mendatangkannya dari eropa. Namun keadaan justru berbalik di set kedua. Bona dan mirip bule mulai mengendalikan permainan, mereka berhasi unggul di set kedua dengan skor hampir sama saat mereka kalah.

Pelajaran berharga kudapat di set ketiga. Kedua tim saling kejar-mengejar angka. Nilai mereka tak pernah jauh dan melewati selisih 2 angka. Namun tim Musica terlihat kurang mendominasi, selalu tertekan oleh tim Jaya Raya. Memasuki nilai 15-15, keajaiban terjadi. Salah satu penonton meneriakkan nama "Musika". Biasanya akan diiringi dengan yel-yel has penonton. Entah kenapa penonton Surabaya terus menggemakan nama Tim Musica. Secara dramatis permainan di lapangan berubah. Tim yang tadinya terdominasi, justru mendominasi. Si bule Ivanov mendapatkan energi positif dari dukungan penonton. Ia yang tadinya tampil kurang maksimal, menjadi percaya diri dan permainannya berkembang. Poin terus menjauh, hingga 20-16 untuk keunggulan Musica. Set pun direbut oleh tim Musica. Tim juara bertahan ini memaksakan game kelima untuk penentuan juara. Jaya Raya tertekan.

Di game kelima juga demikian, penonton terus mendukung tim Musica. Bedanya, skil pemain Musica ini bagus. Pemain asal Korea yang aku lupa namanya, menghadapi pemain muda tim Jaya Raya. Tidak ada perlawanan berarti dari tunggal putra ketiga Tim Jaya Raya. Amunisi tangguh di awal, di akhir amunisi cadangan. Tim Musica memenangkan pertandingan final dengan skor 3-2. Suatu keajaiban game keempat kupikir. Semangat dan dukungan penonton merubah mental seseorang.

Hal yang kupelajari adalah, semangat dan niat dari diri bisa saja membuat kita kuat. Namun ketika kita patah semangat, dukungan dari orang lain sangat berharga dan mampu mengangkat semangat seseorang. Sangat terbukti di pertandingan final ini.

Acara selesai, saatnya pulang. Mau foto-foto sebelum pulang, apa daya jaim terlalu besar. Mana sendirian, hahaha. Si teman satu kamar malah cerita2 lagi tentang nasib baiknya berenang di kenjeran park. Nasib baiknya kita rahasiakan saja, menyangkut hajat hidup orang. Bikin iri sih, yasudahlah. Ya foto-foto sajalah
(Pintu masuk)

(Taufik Hidayat's Arena)

(Ciaaattt)

Petualangan hari ini ditutup tanpa berpikir lagi. Menuruti nafsu perut, akhirnya beli makan di tempat yang bikin kantong meleleh.

Sekian dulu deh cerita hari ini. Terima kasih untuk game keempat yang memberikan pelajaran berharga banget yang layak untuk di share. Semoga tulisan ini bermanfaat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar